WONG JOWO IN THE BLOG MENGUCAPKAN "SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 2018", SEMOGA DITAHUN BARU INI GUSTI ALLAH SWT,BANYAK BERKAH DAN BAROKAH, SEHINGGA MENAMBAH KESEMPURNAAN HIDUP DAN IBADAH KITA, AMIN YA RABBAL ALAMIN

Wednesday, April 12, 2017

FILOSOFI JAJANAN TRADISIONAL JAWA

     1. LONTONG
   

Lontong
Lontong bisa disajikan dengan berbagai cara. Mulai dikombinasikan dengan rujak, bakso, soto dan sebagainya. Teksturnya yang lembut membuatnya jadi bahan pengganti nasi.
       Menurut orang Jawa, lontong punya filosofi “olone dadi kothong” atau dalam bahasa Indonesianya, kejelekannya sudah tidak ada atau hilang. Filosofi ini erat kaitannya dengan bulan Ramadhan. Seperti yang kita tahu, selama di bulan suci itu umat islam akan dilebur dosa-dosanya setelah sebulan berpuasa. Hingga akhirnya kembali suci dan fitrah, sehingga dijuluki dengan “olone dadi kothong”.

   2. LEMPER
       

Lemper
          Lemper adalah jajanan primadona yang selalu ada dalam setiap acara besar. Mulai dari khitanan, resepsi nikah, sampai bungkusan pengajian.

       Lemper juga punya filosofi yang sangat bagus, yaitu “yen dilem atimu ojo memper”, yang artinya ketika dipuji maka hatimu jangan sombong atau berbangga diri. Ketika makan jajanan satu ini kamu juga bisa mengartikannya seperti ini: di atas dirimu yang sudah hebat itu, masih ada lainnya yang lebih jago lagi.

  3.  KETUPAT

         
Ketupat
Ketupat atau kupat adalah makanan yang ikonik dengan selebrasi Lebaran. Walau sebenarnya nggak jauh beda dari lontong, namun bentuk kupat yang unik membuatnya tetap berbeda.
       “Ngaku lepat” adalah filosofi di balik makanan ini yang bisa diartikan mengakui kesalahan. Makanya, ketupat cuma afdol dimakan ketika satu sama lain saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

   4. APEM

         
Apem
Apem sangat sering dijumpai dalam acara-acara tradisional dan biasanya jadi salah satu pengisi kotak-kota kue yang dihantarkan. Makanan ini mirip surabi tapi bentuknya lebih bulat dan padat.
       Apem sendiri mengandung arti “Afwun” dalam bahasa Arab yang bisa diartikan sebagai "maaf". Jadi, dulu orang-orang tua sengaja ngasih tetangga mereka apem ini dengan tujuan meminta maaf. Karena itulah apem rasanya manis, semanis kata-kata meminta maaf.

  5. LEPET
 
Lepet
 Lepet adalah makanan yang ikonik dengan selebrasi Lebaran pendamping ketupat. Berbeda dengan Ketupat bahan dasar Lepet adalah ketan dengan toping kacang tolo/kedelai, namun bentuk lepet yang unik membuatnya tetap berbeda.
        Lepet = silep kang rapet. Mari kita kubur/tutup yang rapat. Jadi setelah mengaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.
 
  6. KLEPON
   
Klepon
 Klepon adalah kue tradisional yang berbahan dasar tepung ketan putih. Kue ini sebaiknya dimakan tanpa disentuh dengan tangan, gunakan garpu atau semacam tusuk gigi karena kandungan pektin dalam bahan dasarnya yang cenderung menyebabkan klepon lengket ditangan. Tak banyak anak kecil yang menyukai kue ini karena rasa luarnya yang cenderung hambar dan hanya sedikit asin. Sebagian penikmatnya adala kaum dewasa maniak jajanan pasar. Perlu diingat bahwa klepon tidak disarankan untuk penderita asam urat tinggi.
      klepon adalah lambang kelembutan, ketepatan, kesebaran, keuletan serta ketelitian. Komposisi klepon harus tepat, ga boleh kurang dan ga boleh lebih. Kualitas klepon juga ditentukan oleh setiap komposisi bahan dasar yang dipilih. Akan berbeda klepon dari pewarna kain dan klepon dari daun suji. Dan taukah? Tangan yang lembut tapi bertenaga akan menghasilkan adonan yang bagus. keuletan dan ketelitian pembuat klepon jugalah yang berkontribusi bagi terciptanya klepon yang cantik.
 
  7. IWEL-IWEL
   
Iwel-iwel
   “LIWALIDAYYA” yang artinya kedua orang tua. Kue ini berbahan dasar ketan sehingga lengket. Kue ini di buat untuk menyambut kelahiran anak atau saat memperingati hari lahir anak dengan harapan kelak sang anak lengket dengan orang tuanya, lengket seperti kue tersebut. Lengket mengandung arti berbhakti. Jadi filosofi dari kue iwel-iwel adalah harapan orang tua agar sang anak kelak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
  Iwel-iwel adalah kue yang dibuat untuk menyambut kelahiran anak juga saat memperingati hari kelahiran anak. Kata iwel-iwel berasal dari bahasa arab

  8. TETEL/JADAH

Tetel/Jadah
           Tetel/Jadah adalah kue yang berbahan dasar dari ketan putih dan santan lalu di kukus setelah matang di tetel/di remas/di tumbuk sampai halus tidak berbentuk ketan, biasanya dibawa saat memperingati acara pernikahan atau lamaran. bertujuan atau bermaksud agar hubungan semakin dekat dan merekat antara calon pengantin juga orang tua, dan keluarganya yang lain.







SUMBER : CERITA JAJAN, DUNIA ISLAM, dll

No comments:

Post a Comment